-->
dir u ham wang.. dir u dir um taha batbatang nuhu enhov ni barloang...dir u dir um turuk surak mu lora vo bok...nit yamad ubud nusid erbatang harang
Sekelumit Riwayat Nuhufit
16.30 | Author: green

Riwayat Nuhufit (negeri tujuh) dikenal dari keberadaan dua orang kakak beradik yang bernama Tobi (atau Towi) dan Tobai (atau Towai) yang berdiam di semenanjung selatan pantai barat Nuhu Roa (pulau Kei Kecil), yang hidup di jaman sebelum lahirnya hukum adat Larvul Ngabal di kepulauan Evav pada kurang lebih abad 15. Nama Tobi dan Tobai tersohor karena keberanian dan kelihaian mereka dalam medan perang. Alkisah, terjadi perang besar di wilayah kekuasaan raja Amotota, di bagian selatan pulau Papua. Utusan dari Amatota memohon bantuan kepada Tobi dan Tobai untuk membantu memerangi musuh mereka, maka berangkatlah kedua kakak beradik itu ke pulau Papua. Peperangan yang berlangsung sengit dan lama, pada akhirnya musuh dapat dipukul mundur. Maka sebagai hadiah kepada kedua kakak beradik itu, diberikanlah berbagai hasil negeri Amatota dan kawanan ikan laut dari berbagai jenis, antara lain tabob (ikan bulus), lanuran (sejenis ikan bubara), inaha (ikan belanak), wumur (sejenis ikan bandeng air laut), nubur dan sirsiran (sejenis ikan terbang).

Perjalanan perahu yang ditumpangi Tobi dan Tobai akhirnya tiba kembali di negeri Evav. Kampung pertama yang disinggahi adalah Faan, di pantai barat bagian utara Nuhu Roa (pulau Kei Kecil). Sebagai tanda persinggahan dan persahabatan dengan para pemuka dan masyarakat kampung Faan yang telah menerima dan melayani kedatangan mereka, maka Tobi dan Tobai melepaskan ikan wumur di perairan kampung Faan.

Kemudian Tobi dan Tobai meneruskan perjalanan ke arah pantai barat Nuhu Roa melintasi tanjung nidin (di perairan dekat pantai Ohoidertawun). Di perairan kampung-kampung Wab, Ohoira dan Ohoiren, dilepaskan pulan ikan nubur dan sirsiran. Kemudian perjalanan dilanjutkan hingga sampailah Tobi dan Tobai di pantai Abavan (suatu tempat di pesisir pantai antara kampung Somlain dan kampung Metwair). Tidak jauh dari situ, yaitu di pantai Nguurbloat (pasir panjang), terdapat peninggalan Tobi dan Tobai berupa satu tiang batu yang menjulang dari dasar laut, yang disebut Towi Ni Le’at (penokong

perahu milik Towi). Di pantai Abavan inilah Tobi membangun tembok dari tumpukan batu-batu di laut sebagai kandang bagi kawanan tabob miliknya. Reruntuhan bangunan tembok batu itu sampai sekarang masih ada. Sedangkan kawanan ikan lanuran dilepaskan di pantai kampung Ohoidertutu.

Diriwayatkan pula bahwa keberadaan ikan inaha di perairan kampung Rumat, di bagian tengah pantai timur Nuhu Roa, berasal dari pemberian Tobi dan Tobai sebagai hadiah perkawinan (bekal hidup) kepada salah satu saudari mereka yang kawin di kampung Rumat. Konon kawanan ikan inaha itu berpindah tempat ke perairan kampung Rumat, mengikuti emas pusaka yang dibawa oleh saudari mereka yang pindah ke kampung Rumat.

Dari riwayat Tobi dan Tobai, serta penyebaran keturunan mereka ke kampung-kampung dan pulau-pulau di sekitarnya, dikemudian hari dikenal suatu “kawasan kekerabatan” yang disebut Nuhufit. Nuhufit terdiri atas 7 negeri yang lazimnya disebut “tuun en fit”, yaitu Ohoira, Ohoiren, Somlain, Metwair, Warbal, Ur, dan Atnebar. Ditambah 3 negeri yang lazimnya disebut “lair en tel”, yaitu Ohoidertutu, Ohoitom dan Savav. Secara keseluruhan maka perkataan “tuun en fit enhov lair en tel” lazimnya dipakai sebagai sebutan terhadap Nuhufit.
Perkataan tuun dan lair secara harafiah berarti tanjung, tetapi dalam konteks kekerabatan Nuhufit, maka perkataan tuun dan lair disini berarti negeri, sehingga perkataan “tuun en fit enhov lair en tel” berarti “tujuh negeri bersama tiga negeri” yang bersatu dalam kekerabatan Nuhufit.


Editor : Beno. M (Bojonegoro, Mei 2004).
Nara Sumber : Vitus Ngamel (Jogyakarta), Leo Elsoin (Probolinggo).Catatan Editor:
Jika ada kesalahan-kesalahan dalam edisi ini, semata-mata dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami. Koreksi dan saran dari para pembaca akan kami terima dengan senang hati. Salam persaudaraan “ain ni ain”.


|
This entry was posted on 16.30 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 18 Juli 2020 pukul 10.20 , Unknown mengatakan...

tabe tuk om imru. sedekit koreksi, tobi dan tobai ke papua bukan untuk membantu peperangan. mereka ke sana untuk cari "sifat" yang mengisi nur minan yang dipakai untuk cuci rambut saudari mereka. dan di sana mereka diperhadapkan dengan kekuatan alam di situ namun mereka dua mengalahkannya. kedua, Lair entel itu HEMAS YAMLIM, OHOIDER YAM LIM, SEVAV RATUT. Hemas Yamlimlah yang membawa ohoider yamlim dan sevav ratut masuk nufit. ohider yang dimaksud adalah ohoidertom sebab waktu itu belum ada ohoidertutu (yang baru terbentuk kemudian). hanya ada dua marin di nufit yaitu marin somlain dan marin hemas yamlim yang disebut aftetat. waktu itu sevav ratut memberikan "wirin hetwa" tanah dari ohoidertutu dekat matwaer ohoi kot kepada marin hetwa sebagai hak makan untuk memperkuat kedudukan sevav ratut di nufit. Rat Un Entel menempatkan hukum kudfit (wadar wef) di hemas yamlim. waktu itu korkaisik sebagai penguasa di hemas yamlim. tabe

 
On 21 April 2025 pukul 11.55 , Anonim mengatakan...

Sejarah ini tidak benar. Tovi dan tobai pergi berperang melawan Raja Nama tota, karena nyiru milik Saudari mereka bernama Boimas terbawa angin Utara yg kencang. Tolong hapus sejarah yang kamu buat ini karena semua salah.