-->
dir u ham wang.. dir u dir um taha batbatang nuhu enhov ni barloang...dir u dir um turuk surak mu lora vo bok...nit yamad ubud nusid erbatang harang


(Kita menjaga dan memelihara negeri Evav beserta segenap isi kandungannya tetap lestari)

Ketersediaan air semakin hari semakin menurun sementara kebutuhan air semakin hari semakin meningkat. Kuantitas dan kualitas air sangat bergantung pada kelestarian lingkungan kita. Kenyataannya hutan dan vegetasi yang berada didalamnya sudah banyak mengalami kerusakan akibat penebangan pohon tanpa kendali, bahkan kerusakan hutan sudah terlihat jelas menjalar sampai ke kawasan hutan-hutan lindung kita (Yaat Warain).
Memang penebangan pohon tanpa kendali itu bukanlah satu-satunya sebab, justru alih fungsi lahan hutan menjadi lahan perkebunan atau pemukiman, bahkan untuk keperluan pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum lainnya juga turut mempersempit lahan hutan kita.

Dewasa ini, kerusakan dan penyusutan lahan hutan di pulau-pulau besar seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain lain telah berdampak pada penurunan kuantitas dan kualitas air bagi penduduk setempat. Justru kawasan hutan yang sempit di pulau-pulau kecil seperti Nuhu Evav itulah yang harus mendapat perhatian yang lebih serius dari kita semua untuk mempertahankan kelestariannya.

Diperlukan kebersamaan kita untuk segera bertindak sebelum terlambat. Menyelamatkan dan menjaga kelestarian hutan dan ketersediaan air di bumi Evav, jangan lagi ada pro dan kontra diantara kita. Air adalah kehidupan dan kehidupan itu milik kita semua, maka marilah kita bersatu-padu dalam visi, misi dan tindakan yang nyata.

“Ai ernem vakbo ngean, ne vat ernem vakbo lutur”
(Kayu disusun-susun supaya menjadi pagar, begitu pula batu ditumpuk-tumpuk supaya menjadi tanggul)

“Ai ental nangan do enhov vakbo habo ro enloi roa, ne vat ental roa do enhov vakbo lutur rat endir nangan”
(Kayu dari darat diikutsertakan supaya membangun perahu yang berlayar di laut, begitu pula batu dari laut diikutsertakan supaya membangun tembok yang berdiri di darat)

“Ded ainmehe entuur, ne belan ainmehe ni barloang”
(Hanya ada satu jalan menyambung, dan hanya ada satu muatan perahu)

Sejak berabad-abad yang lalu, kebersamaan itu sudah hidup di bumi Evav. Kitalah pewarisnya sekarang dan anak cucu kita akan mewarisinya kelak. Kita secara bersama-sama pula menjaga dan memelihara alam negeri tempat kediaman kita sendiri, yaitu Nuhu Evav. Manusia-manusia Evav dan lingkungan alam Evav hidup untuk saling menghidupi !

Kita meneladani kearifan yang dimiliki oleh pendahulu-pendahulu kita yakni Teteen Evav. Keteladanan membangkitkan alam pikiran sadar seseorang. Dengan keteladanan, orang akan berbuat sesuatu bukan atas dasar perintah atau permintaan dari orang lain, melainkan perintah atau permintaan yang timbul dari kesadaran dirinya sendiri. Jadilah teladan bagi orang lain supaya merekapun menjadi teladan bagi yang lainnya. Teladan yang baik akan menyenangkan hati.

Alam dan lingkungannya diciptakan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa untuk sebesar-besarnya kesejahteraan hidup umatNya, bukan untuk dst (lihat Kejadian & Alquran). Menjaga dan memelihara alam dan lingkungannya adalah pelaksanaan iman kita kepada Allah.


|
This entry was posted on 15.55 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: